Banda Aceh, Ketua STAI NusantaraBanda Aceh Dr. Mulia Rahman, S.Pd. I., MA atas nama keluarga besar sekolah tinggi mengucapkan selamat Hari Pendidikan Daerah 02 September 2021.
Semoga momentum peringatan hardikda tahun ini dimasa pandemi , menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan bagi pemangku jabatan dan kepentingan dalam menjalankan proses pendidikan yang arif bijaksana, sehingga walaupun pandemi covid 19 belum hilang tapi proses pendidikan yang merata dapat dirasakan oleh seluruh putra putri Aceh dari usia belia hingga dewasa.
Akan menjadi satu kekhawatiran dengan kondisi pandemi yang belum berakhir, terjadi kebodohan besar-besaran dikalangan generasi Aceh dan kehancuran akhlak serta moral anak bangsa. Pembatasan proses pembelajaran untuk menghindari kerumunan dan memutuskan mata rantai covid yang dilaksanakan oleh pihak pendidikan formal tentu berdampak besar bagi masyarakat Aceh khususnya, namun demikian hal tersebut harus dilaksanakan demi kebaikan peserta didik dalam memutus mata rantai covid 19.
Salah satu solusi menyikapi kondisi ini adalah kembalikan kebijakan pendidikan di Aceh seperti dahulu yaitu libatkan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan, artinya tidak hanya pendidikan formal di sekolah, pendidikan non formal di tengah masyarakat juga harus terlaksana dan didukung penuh, karena itu juga bagian dari peran pemerintah Aceh dalam membinanya. Pendidikan dapat terlasana dengan komples apabila semua unsur terlibat dan dilibatkan dalam pelaksanaannya.
Di Aceh dikenal dengan Pendidikan Berbasis Masyarakat yang sangat kental dilaksanakan di setiap gampong-gampong yaitu Taman Pendidikan Al-Quran (TPA/TPQ) berbasis masjid dibawah binaan setiap gampong dan masjid, umumnya dilaksanakan pada sore hari pukul 16.00 wib-18.00 wib. Analisa penulis TPA/TPQ yang berkembang di gampong di setiap masjid-masjid harus di galakkan dan dikuatkan oleh pemerintah Aceh dalam regulasi yang utuh sehingga pendidikan yang diterima oleh anak bangsa tidak hanya terbatas pada pendidikan formal di sekolah, melainkan adanya pendidikan spiritual berbasis masyarakat, hal ini sangat perlu dilaksanakan dan jangan di sepelekan. Selanjutnya, setelah dilaksanakan pengajian TPA anak-anak langsung melaksanakan pengajian malam hari di masjid-masjid, begitu sejuknya pemandangan karena masjid di malam hari dipenuhi oleh anak-anak yang belajar membaca al-quran, hal tersebut sanggup dilaksanakan karena mereka telah istirahat dirumah pada siang harinya. Sebanyak jumlah masjid yang ada di provinsi Aceh, sebenarnya terdapat satu lembaga edukasi yaitu Taman Pendidikan al-Quran yang harus dikembangakan dan dijaga keberadaanya, karena pada tempat itu kita bangun rasa cinta generasi untuk mau ke masjid dan memakmurkan masjid rumah Allah.
Mengapa hari ini generasi bangsa mulai apatis terhadap lingkungan masyarakat, musibah kematian maupuan acara kebahagiaan tetangga di samping rumah tidak digubris, salah satu sebab sudah sangat minimnya durasi anak-anak berada di lingkungan masyarakat sekitar. Maka sudah sepatutnya ditengah kondisi pandemi bahkan apabila pandemi telah berakhir bagi lembaga non asrama dapat mengembalikan proses pembelajaran setengah hari, kecuali kalaupun dilakukan full day harus persetujuan semua orang tua dan kearifan lokalnya, karena penulis juga yakin kejenuhan tentu dapat lahir pada peserta didik dan guru jika harus dilaksanakan dengan full day.
Semoga pendidikan di Aceh kedepannya semakin tertata dengan baik dan berjalan merata serta dirasakan semua kalangan, serta penguatan pendidikan berbasis masyarakat berupa menjadikan masjid pusat pendidikan anak bangsa dapat terlaksana dengan utuh.