Sudah masuk dua tahun wabah pandemic covid 19 di Aceh belum kunjung hilang, bahkan di berita-berita covid 19 meningkat terjadi di Aceh. Hal tersebut tentu menggangu semua sektor terutama pendidikan. Pandemic covid 19 yang tidak kunjung hilang membuat proses pembelajaran di sekolah, madrasah, dayah atau pesantren, taman pendidikan al-Quran (TPA) menjadi terganggu. Anak-anak diliburkan dalam proses belajar mengajar tatap muka secara global, walaupun ada juga lembaga yang sudah melaksanakan poses belajar mengajar dengan tatap muka, hal tersebut tentunya dengan kesiapan pihak lembaga tersebut dalam protokoler kesehatan.
Namun demikian, secara umum karena solusi pendidikan yang ditawarkan pemerintah di tengah pandemi covid 19 ini adalah dengan pembelajaran sistem daring (dalam jaringan), tentu hal tersebut oleh sebagian kecil masyarakat tidak menjadi suatu permasalahan, karena memang kondisi kecukupan ada pada keluarga tersebut.
Namun demikian, secara secara umum dan kebanyakan masyarakat terkendala dengan sistem pembalajaran daring dikarenakan keterbatasan ekonomi untuk menyediakan handphone (HP) dan kuota internet untuk keperluan si anak. Hal seperti ini tidak boleh di diamkan, karena bisa berdampak negatif baik bagi si anak, keluarga bahkan lingkungan.
Menjadi hal yang miris, baru-baru ini ada video viral di media sosial di luar Aceh. Seorang ayah rela mencuri HP demi anaknya bisa melaksanakan pembelajaran daring tersebut. apakah kita menunggu kejadian seperti ini terjadi di Aceh, tentu ini sangat miris dan tidak boleh di diamkan begitu saja.
Wallahu`alam bis shawab